Sabtu, 29 Maret 2014

Kala Iman Melemah

Matius 11:2-6
(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (4) Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: (5) orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (6) Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.
...
Yohanes Pembaptis dipenjara karena menegur raja Herodes perihal tindakan sang raja yang menikahi iparnya sendiri.  Saya membayangkan apa yang dirasakan oleh Yohanes, sungguh sebuah ketidakadilan ketika harus dipenjara karena menyuarakan kebenaran, sangat tidak adil.  Yang menarik, di dalam penjara, Yohanes mengutus muridnya untuk kembali menanyakan kemesiasan Yesus.  Padahal, dialah yang pertama menyerukan kemesiasan Yesus.  Mengapa bisa demikian?
Saya kira Yohanes mengalami pergumulan yang begitu berat; mengalami ketidakadilan, dipenjara, padahal dia tidak berbuat salah. Di samping itu dialah yang memberitakan kedatangan Mesias yang membebaskan manusia, malah kini ia yang sementara terbelenggu. Ironis bukan?  Secara sederhana, mungkin Yohanes berpikir demikian, "jika Mesias itu telah datang, mengapa saya harus berakhir di dalam penjara?"

Ketika membaca bagian ini, saya menyadari bahwa Inilah realita manusia dalam pergumulan imannya. Orang sekaliber Yohanes Pembaptis pun bisa sampai meragukan kembali imannya.  Tak jarang saya menemukan banyak anak Tuhan yang kembali bertanya akan kuasa dan keberadaan Tuhan dalam hidup mereka.  Di kala tekanan pekerjaan yang kunjung reda, masalah yang begitu berat dan nampak tidak teratasi, keadaan ekonomi yang tidak kunjung membaik, dan sebagainya. Orang menjadi bertanya, di manakah Engkau Tuhan? Mengapa Engkau tidak menjawab doaku? Saya rasa, manusiawi banget, toh Yohanes pun mengalaminya.

Yesus menjawab pertanyaan Yohanes itu dengan bukti nyata, sebagaimana telah dinubuatkan para nabi (Yes. 29:18-19, 35:5-6, 53:4, 61:1); buta melihat, lumpuh berjalan, kusta menjadi tahir, tuli mendengar, yang mati dibangkitkan, miskin mendengar kabar baik.  Hal ini sudah menjadi bukti sahih mengenai kemesiasannya.  Saya kira yang apa yang menjadi masalahnya adalah bukan kemesiasan Yesus itu sendiri, melainkan sebuah "kelelahan untuk beriman."

Seumur hidup, saya tidak pernah melihat ada seorang yang menggunakan gadgetnya, lantas ketika baterainya habis, dia langsung membuang gadget tersebut.  Bahkan saya rasa orang super kaya pun tidak sebodoh itu, sangking karena terlalu kayanya, hingga memakai gadget sekali langsung buang (kalau ada, tolong kasih tahu saya. :p dengan senang hati saya tampung).  Adalah normal ketika memakai gadget, menjalankan aplikasi2 tertentu, lantas baterainya menjadi habis.  Tentu yang kita lakukan adalah kembali men-charge-nya. Mengisi kembali dayanya. Saya rasa, pada titik tertentu, iman kita pun sama dengan gadget itu. Bukankah wajar ketika dalam perjalanan iman, kita kelelahan, ada banyak masalah, dan baterai iman kita makin surut.

Kawan, jangan langsung membuang iman kita hanya karena baterainya sudah mau habis. :) Mari charging kembali, mari colok kembali pada firman Tuhan, mari colok lagi iman kita pada doa, mari colok kembali kepada-Nya.  Tuhan Yesus begitu menghargai keberadaan Yohanes Pembaptis, dan perkenanan-Nya tidak pernah beranjak darinya.  Demikian juga dengan kita.

Kawan, apakah engkau sementara mengalaminya? Mari colok kembali iman kita pada sumber yang tepat.

Soli Deo Gloria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar