Selasa, 07 Juli 2009

Dare to be Different

Seiring dengan kemajuan waktu semakin banyak orang yang makin meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang ada sebelumnya dan ingin membuat sesuatu yang beda, sesuatu yang belum ada sebelumnya. Tampil beda, memang banyak sekali yang menyuarakan semangat ini. Tapi apakah memang semangat ini benar-benar dikerjakan sepenuhnya? Katakanlah kaum yang paling menyuarakan semangat ini seperti kaum punk, yang disebut-sebut kaum yang membawa pembaharuan. Nah, kembali lagi, semangat tampil beda mereka telah dilawan dengan kebersamaan mereka sebagai kelompok orang-orang yang mau tampil beda. Jadi, apa sih sebenarnya tampil beda itu?

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2).

Agree? Sebenarnya kekristenan juga sedang berbicara mengenai pola standar hidup yang berbeda dengan dunia ini. Banyak dari kita pasti setuju kalau hidup ini harus dijalani dengan standar Allah, namun banyak sekali dari kita juga ternyata menjalani hidup ini dengan standar dunia. Contohnya saja tentang prinsip ini;

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 7:12).

Adalah sesuatu yang sulit bagi kita mengingat apapun yang kita inginkan untuk orang lain perbuat bagi kita seringkali tak berawal dari inisiatif kita sendiri. Jangankan sesuatu yang baik, seringkali kita juga melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain. Ataukah ketika firman Tuhan katakan untuk mengasihi musuh kita, apa yang menjadi respon kita?
Jadi, apakah yang akan kita pilih? Standar Allah ataukah standar dunia? Maka kebanyakan dari kita akan menjawab pertanyaan ini dengan lugas; standar Allah. Benarkah? Saya ingin mengajak kita untuk melihat ini dari sisi yang lain, apakah kita memang masuk ke dalam standar Allah?
Berbicara tentang standar, tentu tak dapat terlepaspisahkan dengan yang namanya sudut pandang. Karena di dalam standar terdapat sudut pandang yang mendasari seseorang dalam menentukan standarnya. Nah, yang terjadi di dalam kehidupan nyata, banyak juga di antara kita yang mengaku memakai sudut pandang Allah namun sebenarnya memakai sudut pandang kita sendiri.
Salah satu contoh ketika kita, mahasiswa, sedang menghadapi ujian yang dapat dikatakan cukup sulit, bagaimana respon kita? Di saat itu kita akan berdoa, dan mengatakan bahwa: "terjadilah sesuai kehendakMu." Namun dalam kenyataan, ketika soal-soal yang dihadapkan pada kita begitu sulit, dan dalam realita kita tak mampu untuk mengerjakannya, maka tindakan kita akan berkata berlawanan dengan apa yang kita perkatakan, kita menyerah... Lebih bahaya lagi kalau ternyata kita memilih untuk menggunakan cara-cara yang tidak benar, bahasa gaulnya: mencontek!
Selanjutnya apabila hasil yang keluar tak sesuai dengan harapan kita maka kebanyakan dari kita akan langsung patah semangat, dan buruknya ketika kita berlarut-larut dalam sebuah keputusasaan. Padahal firman Tuhan sedang berkata: Bersukacitalah senantiasa!
Bagaimana dengan setiap kita yang menatap masa depan seakan-akan begitu pesimis, dengan alih-alih bahwa cuma Tuhan yang tahu dan seringkali dikira sebagai sebuah pandangan yang rendah hati. Padahal Allah menjanjikan sebuah masa depan yang gilang gemilang, sebuah masa depan yang penuh harapan.

Dare to be different, sedang berbicara tentang bagaimana kita menyatakan kemuliaan Allah di tengah-tengah kehidupan, pergaulan, komunitas, bahkan di tengah keluarga kita. Berubah dari pikiran kita yang memandang diri kita dari sudut pandang Allah, kemudian keluar sebagai perilaku bahkan perkataan kita yang memancarkan kemuliaan Allah dalam kita. Ketika orang-orang melihat sesuatu yang berbeda di dalam kita, yaitu nilai-nilai Kerajaan Allah, maka semakin banyak orang yang memuliakan Tuhan. Bukankah itu yang kita rindukan?

Ditulis dalam artikel Buletin Pelayanan Mahasiswa Universitas Kristen Petra 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar